Tuesday, May 19, 2015

INILAH ARTI SEBUAH PENDAKIAN DI KEHIDUPAN SEHARI - HARI


Ada yang bilang naek gunung pekerjaan yang sia-sia...
Sering kali saya mendengar komentar orang-orang yang tidak sedap tentang naik gunung “apa sih enaknya naik gunung? Habis naik capek-capek eh malah turun lagi”. Saya hanya bisa tersenyum dan mendengarkan saja komentar yang mereka ucapkan. Bukan hanya itu saja, beberapa komentar mereka tentang naik gunung seperti:

A : "Ah, buat apa naik gunung?bikin capek aja, dingin, ngantuk, ngabisin biaya, nantang maut pula. Mau jadi apa kamu?"


B : "Naik gunung buat apa sih? mau nyari mati? buang buang waktu aja, mendingan dirumah main laptop sambil internetan atau dilapangan main bola atau futsal."

C : "Apasih yang kamu dapat digunung? Manjat-manjat gunung ga jelas gitu."

D : "Ah naik gunung mah gampang, kecil. Lagi pula prestasi macam apa yang didapat dari naik gunung? Harusnya kayak kita dong, cuma lari lari nendang bola dapet piala, cuma dengan maen game online dapat duit banyak."

E : “Ngapain sih main ke gunung, mau temanan sama macan atau udah bosen hidup di kota?”


Sadar atau tidak, mendaki bukan hanya cara kita mengenal Indonesia, alamnya, masyarakatnya dan bahkan keagungan tuhan. Kita akan banyak belajar memahami siapa diri kita, apa tujuan hidup kita dan bagaimana semua itu dipelajari saat "MENDAKI GUNUNG".
"KEEGOISAN, KESOMBONGAN", dan "MENYEPELEKAN" adalah bumbu perjalanan selama mendaki. Dan selama perjalanan itu pula kita belajar menjadi diri yang lebih baik.


Dan "INILAH ARTI DARI SEBUAH PENDAKIAN"

 - MENGHARGAI WAKTU DAN TENAGA
Setiap langkah naik ke atas dan setiap menit yang dihabiskan merupakan perjuangan bagi pendaki gunung.
 "Ayo, lima langkah lagi". Kata itu selalu terdengar untuk menyemangati kawan yang lainnya,
Waktu adalah kapan kita untuk istirahat dan kapan kita harus segera melanjutkan perjalanan. Tenaga adalah bagaimana cara kita "MENDAKI" dan bagaimana kita harus mengolahnya.
Dikehidupan sehari-hari kita bisa belajar menghargai waktu dan tenaga dalam perjalanan hidup, memperjuangkan hubungan personal, pendidikan, dan karir.


 - MENENTUKAN TARGET
"Harus sampai pos 4 nanti sore, baru kita camp di sana."
Pendaki pun juga perlu menentukan target, apakah itu cukup sampai pos 4 atau tetap lanjutkan perjalanan. Harus sampai puncak atau tidak.
Semua pendaki punya target, dan kita harus bisa menentukan akhir pendakian kita.
Bahkan dalam HIDUP, kita juga dituntut untuk menentukan target, apa tujuan hidup kita? belajar, nilai yang bagus, masuk universitas favorit, karir yang cerah dan sebagainya.


 - PANTANG MENYERAH
Hal penting bagi pendaki adalah pantang menyerah, dia punya kalkulasi waktu, tenaga dan target. Sempoyongan dengan"TRACK" yang menanjak, udara dingin, makan dan tidur di tenda bintang 100.000 ( bukan hotel bintang 7 ) tidak membuat langkah kita kembali pulang.
Sama seperti apapun yang kita hadapi dalam HIDUP, pasti ada namanya rintangan, bukan untuk dihindari, tapi untuk dilewati.


 - TAHU BATAS DIRI
Bagi semua pendaki, tahu batas diri sendiri adalah faktor utama bagi keselamatan. Sadar akan kemampuan yang terbatas, tidak perlu memaksa. Tekad itu boleh, tapi tanpa perhitungan, juga sama dengan bunuh diri. Apakah perjalanan itu cukup 2
hari, 3 hari, sendiri atau bersama teman. Kita tahu batas diri masing - masing.
Tentukan dan cari tahu cara meraihnya.


 - MAKNA SEBUAH RUMAH
Pernahkah Anda merindukan rumah tempat tidur Anda? Hangatnya, empuknya?, nyamannya? Ditengah gelap malam, "DINGIN UDARA GUNUNG", yang bisa mencapai suhu 0 derajat celcius, rumah adalah tempat satu - satunya yang kita inginkan.
Kita belajar mensyukuri dan menyayangi mereka yang ada di dalamnya. Walaupun sederhana, namun sebenarnya sangat berarti.


 - RENDAH HATI
Tidak semua pendaki adalah pemuda yang secara fisik "GAGAH BERANI".
Kita kadang berpapasan dengan mereka yang sudah tua dengan semangat mereka untuk menggapai puncak. Bahkan mendaki bersama - sama, kita perlu memahami keterbatasan orang lain.
Tetap dalam kerendahan hati, karena yang kita capai bukan untuk disombongkan, tapi untuk dimaknai.


 - PEGANG TEGUH IDEALISME
Sifat egois dan mementingkan diri sendiri bukan jiwa seorang pendaki.
Mereka tidak suka masuk dalam lingkungan kotor semacam itu. "EMPATI" dan "SIMPATI" adalah tonggak penting dalam setiap pendakian.
HIDUP dan MATI jaraknya hanya selangkah, tersesat atau tetap pada jalur.


 - KESEDERHANAAN HIDUP
Kita bisa belajar bagaimana hidup sederhana, lepas dari kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup.
Dalam sebuah pendakian, makanan yang tidak enak sekalipun, bisa menjadi sangat lezat, apalagi bila disantap bersama - sama.


 - ROMANTISME
Beberapa orang mendadak romantik kala naik gunung, apalagi bila bersama pasangan, menanjak bersama, lelah bersama, menikmati alam pun bisa berdua. Bila menghadiahkan bunga dan coklat sudah biasa.
Pendaki menuliskan namamu di "PASIR MAHAMERU", puncak tertinggi Jawa.


 - MENGENAL ORANG BANYAK
Film *5 CM* membuat masyarakat Indonesia mulai melirik gunungnya. Tak heran
*"Mahameru
"* kini banyak pendakinya. Sudah jadi kebiasaan bagi pendaki untuk saling sapa, terutama bila berpapasan satu sama lain. Menyalakan api unggun adalah cara mudah mengajak pendaki lain untuk gabung bersama, menikmati hangatnya kopi susu.
Saling bercerita, kita akan banyak belajar mengenal karakteristik orang.


 - SUKA DENGAN TANTANGAN
Berbeda dengan cara liburan lainnya, dengan mendaki Anda butuh perjuangan ekstra.
Langkah demi langkah, berat menahan beban, hanya untuk satu tujuan, puncak di atas awan. Di sana, kita bisa melihat seluruh perjalanan awal kita, semua terlihat jelas bagaimana kita berjuang melaluinya.


Itulah beberapa persamaan Antara MENDAKI Gunung Dan KEHIDUPAN Sehari-hari

*LEBIH BAIK BOKEK TAPI MEMBELI PENGALAMAN*

*PUNCAK HANYALAH BONUS, PULANG KE RUMAH DENGAN SELAMAT ADALAH TUJUAN UTAMA*

Siapapun Boleh Mendaki Gunung Asalkan Harus "Siap Fisik", "Siap Kelengkapan", "Siap Menerima Resiko", "Menaati Aturan" Dan Yang Paling Penting "Bawa Sampah Yang Anda Bawa Naik Ke Bawah"

#salamLestari

No comments:

Post a Comment