Tak perlu heran di beberapa gunung di Indonesia kerap ditemukan
timbunan sampah. Ini menjadi salah satu masalah yang muncul dari meningkatnya
minat hobi berkegiatan di alam bebas, terutama mendaki gunung.
Jika Anda mulai menyukai kegiatan ini, mungkin Anda sering
menghadapi masalah sampah yang timbul dari barang bawaan Anda.
Beberapa sampah yang kerap dijumpai di gunung adalah bungkus dari makanan kemasan, kaleng gas bekas, hingga sisa makanan yang tidak habis kemudian ditinggalkan hingga membusuk begitu saja.
Beberapa sampah yang kerap dijumpai di gunung adalah bungkus dari makanan kemasan, kaleng gas bekas, hingga sisa makanan yang tidak habis kemudian ditinggalkan hingga membusuk begitu saja.
Sungguh ironis, di satu sisi, pendaki tengah menikmati keindahan
yang telah alam berikan. Namun dia juga yang merusak keindahan alam tersebut
secara tidak bertanggung jawab. Tidak ingin menjadi pendaki tak bertanggung
jawab? Berikut merupakan beberapa kiat untuk mengurangi sampah dari barang
bawaan Anda.
1. Kurangi membawa makanan kemasan. Kurangi mengonsumsi makanan
kemasan yang berpotensi
menimbulkan sampah. Sampah-sampah yang berada di gunung biasanya berasal dari makanan kemasan yang dibawa pendaki.
menimbulkan sampah. Sampah-sampah yang berada di gunung biasanya berasal dari makanan kemasan yang dibawa pendaki.
Untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, sebaiknya Anda
membawa makanan kemasan secukupnya. Anda juga bisa membeli makanan kemasan yang
ukurannya jumbo agar bungkus makanan yang dihasilkan tidak terlalu banyak.
2. Sediakan trash bag atau kantong sampah untuk wadah sampah. Anda
pasti malas untuk memasukan sampah-sampah bawaan ke dalam tas. Untuk
mengatasinya, bawalah kantong sampah yang ukurannya besar. Sehingga sampah
tidak akan tercampur dengan barang bawaan Anda lainnya yang ada di dalam tas.
3. Pisahkan antara sampah organik dan nonorganik. Memisahkan sampah
organik dan nonorganik akan sedikit meringankan beban sampah yang harus
diangkut. Anda tidak perlu memasukan sampah organik ke dalam kantong sampah.
Sampah organik dapat dikubur di dalam tanah agar pembusukannya
terjadi di dalam tanah. Tetapi sebelumnya pastikan tidak ada sampah nonorganik
seperti plastik tercampur dengan sampah organik. Ingat, jangan membuang sampah
organik tersebut di sungai atau mata air.
4. Bawa kembali sampah yang dihasilkan. Sampah-sampah dari sisa
bungkus makanan, kaleng gas bekas, batu baterai yang sudah habis, harus dibawa
turun kembali setelah mendaki.
Kondisi fisik yang sudah lelah ketika mendaki, menjadi salah satu
faktor yang membuat beberapa pendaki malas membawa turun kembali sampah
tersebut. Agar tidak terlalu lelah, Anda bisa memikul kantong sampah secara
bergantian dengan rekan Anda, jika Anda melakukan perjalanan dengan rombongan.
Ketika melakukan pendakian, ada sebuah istilah yang sering dikenal
sebagai zero waste, yang berarti pendaki tidak boleh meninggalkan apapun di
gunung. Jika kita bisa bertanggung jawab atas sampah yang kita hasilkan, tentu
saja kita juga sudah bertanggung jawab atas kelestarian alam.
Bisa?
Pasti bisa!
#salamangkut
#salamlestari
No comments:
Post a Comment